ADVERTISEMENT
HArian Solok
  • News
  • Budaya
  • Kesehatan
  • Teknologi
  • Humaniora
  • Opini
  • Ekonomi & Bisnis
  • Info Lainya
    • About Us
    • Contact Us
    • Privacy Policy
    • Pedoman Cyber
No Result
View All Result
LOGIN
Harian Solok
  • News
  • Budaya
  • Kesehatan
  • Teknologi
  • Humaniora
  • Opini
  • Ekonomi & Bisnis
  • Info Lainya
    • About Us
    • Contact Us
    • Privacy Policy
    • Pedoman Cyber
No Result
View All Result
Harian Solok
No Result
View All Result
Proklamasi 1945 (Doc. Kemendikbud)

Proklamasi 1945 (Doc. Kemendikbud)

Merdeka 77 Tahun; Sejumlah Persoalan, Cek Pondasi Paling Dasar Keindonesiaan

Penulis: Rizal Maulana

Admin by Admin
August 16, 2022
in opini
0
Share on FacebookShare on Twitter

hariansolok.com Kita sedang memperingati Hari Kemerdekaan yang ke 77 Tahun. Diusia kemerdekaan yang sudah tidak muda bangsa ini masih mengalami banyak persoalan. Sejumlah persoalan yang kita hadapi saat ini menimbulkan pesimisme sebagian anak bangsa sehingga memilih untuk tidak mau tau. Sebagian lagi memilih untuk masuk kedalam arena namun harus takluk dalam sistem yang sudah ada. Niat melakukan perubahan yang menggebu diawal mesti bernegosiasi dengan berbagai kepentingan untuk tetap eksis. Selain itu juga muncul kelompok-kelompok yang tidak tahu akan melakukan apa, namun mereka beranggapan bahwa semuanya salah dan harus diganti dengan sistem baru, misalnya menggemanya tuntutan khilafah.

Kita memang tidak sedang baik-baik saja bermacam persoalan berbangsa terus menerus datang menumpuk sebagai pekerjaan rumah yang harus diurai. Terus meningkatnya angka pengangguran, kemiskinan, ketimpangan sosial orang kaya semakin kaya orang miskin semakin miskin, merosotnya akhlak, korupsi yang tidak pernah ada ujungnya dan bermacam persoalan lain terus menjadi berita setiap hari.

You might also like

Ratu Elizabeth II Foto Alif.id

Ratu Elizabeth II Wafat, Disebut Keturunan Ke-43 Nabi Muhammad SAW, Cek Penjelasannya!

September 10, 2022
Muhammad Ryano Panjaitan Ketum DPP KNPI

Kesenjangan Ekonomi Akut! Ketum DPP KNPI: Agenda Activistpreneur Mendesak!

August 30, 2022

Banyaknya persoalan ini menimbulkan tanda tanya besar bagi kita, apa sebenarnya yang salah? Sebagian besar akan menjawab bahwa persoalan dasarnya adalah masalah kepemimpinan. Benarkah masalah kita adalah kepemimpinan, bukankah kita sudah beberapa kali sukses melakukan pemilu lansung yang demokratis. Yang artinya siapa yang terpilih adalah orang yang ditunjuk oleh sebagian besar rakyat indonesia.

Dari pemilu ke pemilu kita menemukan fakta bahwa sebenarnya persoalan berbangsa tidak pernah terselesaikan dengan tuntas namun menjadi kondisi untuk melakukan janji-janji politik saat pemilu. Kita selalu terpana ketika ada calon presiden misalnya, masyarakat begitu berharap ada perubahan mendasar yang akan dibawa oleh calon yang didukungnya. Kita lupa sebenarnya ada proses sebelum seseorang muncul dipanggung politik ada proses politik dipartai politik yang orang-orangnya itu-itu saja dari dulu. Inilah sebenarnya oligarki, walaupun dalam kenyataan politiknya kadang mereka berbeda terkadang bersama. Sehingga berharap terlalu banyak tidak mungkin dalam sistem politik seperti ini, akan selalu ada tarik menarik kepentingan antar elit politik.

Kita tidak akan membahas persoalan politik praktis ini terlalu jauh karena yang ingin bahas adalah mencari titik dimana sebenarnya bangsa ini harus memulai perubahan, karena tidak mungkin lahir pemimpin yang buruk ditengah-tengah masyarakat yang baik atau sebaliknya tidak mungkin lahir pemimpin yang baik ditengah-tengah masyarakat yang buruk. Dasar berpijak yang sebenarnya sudah dirumuskan oleh para pendiri bangsa namun tidak digali lebih dalam sehingga kita berdiri menjadi tidak kokoh. Pondasi dasar itu adalah apa yang terdapat dalam sila pertama yaitu “Ketuhanan Yang Maha Esa”.

Bagaimana Pendiri Republik Menerjemahkan “Ketuhanan Yang Maha Esa”

Soekarno-Hatta (Doc. Kemendikbud)
Soekarno-Hatta (Doc. Kemendikbud)

Apa yang ingin ditegaskan oleh pendiri Republik dengan menempatkan Ketuhanan Yang Maha Esa sebagai sila pertama dalam dasar bernegara. Pada dasarnya semua manusia butuh kepercayaan, tidak ada manusia yang benar-benar tidak ada kepercayaan. Kelompok ateis misalnya adalah kelompok yang menolak adanya tuhan, namun tanpa mereka sadari mereka mempercayai paham tersebut dan mengagung-agung tokoh yang mempopulerkan paham tersebut juga melakukan ziarah ke makam-makam mereka.

Ketuhanan adalah sikap bathin yang dimulai dari pemahaman bahwa manusia menyadari dirinya penuh kekurangan kemudian membutuhkan sesuatu yang Maha dari segala sesuatu dan sesuatu itu Esa yaitu satu-satunya tempat bergantung. Sila pertama ini melampaui perbedaan agama-agama yang ada di Indonesia. Bung Karno dalam pidato 1 Juni 1945, menegaskan: “… Marilah kita di dalam Indonesia yang kita susun ini, sesuai dengan itu, menyatakan bahwa prinsip ke-5 daripada Negara kita, ialah Ketuhanan yang berkebudayaan, Ketuhanan yang berbudi pekerti yang luhur, Ketuhanan yang hormat-menghormati satu sama lain. Hatiku akan berpesta raya, jikalau saudara-saudara menyetujui bahwa Negara Indonesia Merdeka berasaskan Ketuhanan Yang Maha Esa!”.

Bung Hatta diakhir-akhir hayatnya coba menjelaskan makna Ketuhanan Yang Maha Esa dalam bukunya Pengertian Pancasila (1978) “Setelah Ketuhanan Yang Maha Esa dijadikan sila pertama tidak lagi sekedar hormat-menghormati agama masing-masing seperti yang disampaikan Bung Karno melainkan menjadi dasar yang memimpin ke jalan kebenaran, keadilan, kebaikan, kejujuran dan persaudaraan. Karena Sila Ketuhanan Yang Maha Esa mengajak manusia murni senantiasa, terdapatlah pasangan yang harmonis antara kelima-lima sila itu. Sebab apa artinya pengertian berpegang kepada dasar Ketuhanan Yang Maha Esa, apabila kita tidak bersedia berbuat dalam praktek hidup menurut sifat-sifat yang dipujikan kepada Tuhan Yang Maha Esa, seperti kasih dan sayang serta adil? Pengakuan kepada dasar Ketuhanan Yang Maha Esa mengajak manusia melaksanakan harmoni di dalam alam, dilakukan terutama dengan jalan memupuk persahabatan dan persaudaraan antara manusia dan bangsa. Pengakuan ini mewajibkan manusia di dalam hidupnya membela kebenaran dengan kelanjutan: menentang segala dusta. Pengakuan itu mewajibkan manusia dalam hidupnya membela keadilan, dengan kelanjutan: menentang atau mencegah kezaliman. Pengakuan itu mewajibkan manusia didalam hidupnya bersifat jujur, dengan kelanjutannya: membasmi kecurangan. Pengakuan itu mewajibkan kepada manusia di dalam hidupnya berlaku suci, dengan kelanjutannya: menentang segala yang kotor, perbuatan maupun keadaan. Pengakuan itu mewajibkan manusia di dalam hidupnya menikmati keindahan, dengan kelanjutannya: melenyapkan segala yang buruk. Semua sifat-sifat itu, yang wajib diamalkan karena mengakui akan berpegang kepada dasar Ketuhanan Yang Maha Esa – menerima bimbingan dari Zat yang sesempurna-sempurnanya, memperkuat kekuatan karakter, melahirkan manusia yang mempunyai rasa tanggungjawab”.

Seluruh persoalan berbangsa hari ini muncul adalah karena ketidakmampuan kita memahami dan menjalankan sila pertama ini. Begitu banyak tuhan-tuhan yang kita sembah hari ini apakah itu namanya uang, jabatan, eksistensi, partai dan banyak lain sebagainya bahkan ulama sekalipun.

Sekiranya sila pertama benar-benar kita jadikan dasar berpijak dalam segala aktivitas tentunya bangsa ini akan tumbuh menjadi bangsa besar nan Jaya, cita-cita kemajuan individu dan berbangsa sejalan dengan cita-cita akhir semua manusia yaitu menuju Tuhan Yang Maha Esa.

Rizal Maulana Pengurus DPP KNPI
Penulis Rizal Maulana Pengurus DPP KNPI

 

 

Tags: Bung Hattabung karnoDirgahayu 77 RIKrisis MultidimensiPancasilaProklamasi
Admin

Admin

Related Stories

Ratu Elizabeth II Foto Alif.id

Ratu Elizabeth II Wafat, Disebut Keturunan Ke-43 Nabi Muhammad SAW, Cek Penjelasannya!

by Admin
September 10, 2022
0

Hariansolok.com Ratu Elizabeth II meninggal dunia pada Kamis (8/9) pukul  16.30 waktu setempat di Istana Balmoral, Skotlandia. Sang Ratu menghembuskan...

Muhammad Ryano Panjaitan Ketum DPP KNPI

Kesenjangan Ekonomi Akut! Ketum DPP KNPI: Agenda Activistpreneur Mendesak!

by Admin
August 30, 2022
0

Hariansolok.com Muhammad Ryano Panjaitan Ketua Umum Dewan Pengurus Pusat Komite Nasional Pemuda Indonesia ( DPP KNPI) menyatakan berdasarkan data World...

Politik Identitas

Politik Identitas Atau Hanya Politisasi Identitas; Kepentingan Siapa?

by Admin
August 6, 2022
0

Hariansolok.com  Sebagai sebuah bangsa besar dan telah mampu melalui tantangan-tantangan yang ada, tentunya dengan berbagai kekurangan namun tetap saja kekurangan...

Ustad Abdul Somad

Walau Itu Terdengar Pahit Ditelinga Anda ”Slot Haram” Kenapa? Ini Penjelasan Ulama

by Harian Solok
September 20, 2022
0

Hariansolok.com Slot atau yang dikenal dengan higg domino hari ini menjadi trend kalangan masyarakat, baik dikalangan muda sampai orang tua...

Next Post
Gunung Talang Foto facebook Rizky ulil Amri Rusyada

Pro Kontra Tentang 20 Ribu Orang Yang Diperkirakan Hadir di Gunung Talang Untuk Perayaan Kemerdekaan

Leave a Reply Cancel reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Harian Solok

Hariansolok.com adalah portal media online solok yang mengulas secara lengkap dan mendalam mengenai berita teknologi,kesehatan,seni dan budaya,politik,opini dan resep masakan terbaru.

  • Privacy Policy
  • Kontak Kami
  • Pedoman Cyber
  • Tentang Kami

© 2022 Harian Solok - Portal Media Online Solok.

No Result
View All Result
  • News
  • Budaya
  • Kesehatan
  • Teknologi
  • Humaniora
  • Opini
  • Politik

© 2022 Harian Solok - Portal Media Online Solok.