Hariansolok.com Muhammad Ryano Panjaitan Ketua Umum Dewan Pengurus Pusat Komite Nasional Pemuda Indonesia ( DPP KNPI) menyatakan berdasarkan data World Inequality Lab dari tahun 1995 sampai 2021 sebanyak 50 persen rakyat Indonesia hanya menguasai 5 persen kekayaan rumah tangga nasional, sementara 10 persen populasi menguasai 60 persen kekayaan rumah tangga nasional. Hal ini adalah fakta kesenjangan ekonomi akut yang nyata didepan mata ujar Ryano pada acara orientasi Pengurus DPP KNPI 2022-2025 di Hotel Millenium Jakarta, Sabtu (27/8/2022).
Sementara itu dunia sedang bergerak dengan sangat cepat, arus kemajuan teknologi dan informasi menggilas siapa saja yang tidak siap menghadapinya. Indonesia dengan jumlah penduduk ke 4 terbesar di dunia harus segera mengidentifikasi diri untuk mengambil langkah agar tidak terjebak dalam sasaran empuk sebagai negara konsumen.
Bonus demografi adalah berkah yang sedang kita terima namun akan menjadi bencana apabila salah dalam pengelolaannya. Dengan angka 70,72 persen penduduk produktif, Indonesia tidak akan kekurangan penduduk produktif hingga 2 dekade kedepan, salah dalam pengelolaan ini akan memunculkan berbagai masalah sosial, sambung Ryano.
Untuk menjawab tantangan yang ada alumni Universitas Al Azhar Kairo, Mesir ini menyampaikan gagasan sekaligus program kongkrit yang membawa kepada kesejahteraan masyarakat kedepannya yaitu activistpreneur.
Apa itu activistpreneur?
Berangkat dari kegelisahannya tentang kondisi aktivis dimana energi aktivis tertumpuk pada satu ranah perjuangan saja yaitu politik kekuasaan. Efek dari menumpuknya energi disatu ranah perjuangan menyebabkan tingginya konflik pada organisasi-organisasi kepemudaan yang menjurus kepada kemunduran pemuda itu sendiri.
Disisi lain entrepreneur atau pengusaha terjebak dalam indivualis, menumpuk kekayaan pribadi dan sedikit sekali yang peka terhadap kondisi kehidupan sosial masyarakat.
Ryano melihat bahwa dua sisi ini yaitu activist dan entrepreneur mempunyai landasan yang luar biasa untuk dikolaborasikan. Dimana activist adalah sebuah kekuatan moral, intelektualitas, advokasi dan sebaran jaringan. Sementara basis entrepreneur adalah kemandirian, kreativitas, inovasi dan kesejahteraan.
Sintesis ini akan menghasilkan aktivis yang mandiri secara ekonomi dan entreprenuer yang peka terhadap kehidupan sosial. Sehingga politik kekuasan bergeser kepada politik kesejahteraan, papar Ryano.
Gagasan activistpreneur bukan angan-angan kosong, KNPI sebagai wadah berkumpulnya 200 lebih OKP dengan berbagai macam latar ditambah kepengurusan KNPI mulai Pusat, Provinsi, Kota/ Kabupaten dan sampai pada tingkat Kecamatan adalah kekuatan yang luar biasa jika mampu digerakkan dalam satu frame pemikiran yang sama. KNPI akan menjadi link and macth untuk mewadahi seluruh potensi yang ada pada pemuda Indonesia dan tidak terkecuali pegiat sosial lainnya seperti pendidik, pegiat kebudayaan, pecinta seni dan lain sebagainya, pungkas Muhammad Ryano.