Hariansolok.com Masih belum terlambat untuk mengucapkan selamat ulang tahun untuk Kota Padang yang ke 353 tahun. Pada awal mulanya daerah Kota Padang yang sekarang hanyalah perkampungan nelayan di Muara Batang Arau. Setelah Belanda masuk dibawah bendera Vereenigde Oostindische Compagnie (VOC), kawasan ini pun menjadi bandar pelabuhan yang ramai.
Pada tahun 1668 VOC melakukan tekanan terhadap pengaruh Kesultanan Aceh dari sekitaran Muaro Padang dan pada akhirnya VOC berhasil menancapkan pengaruhnya di sekitaran pantai barat Sumatra, hal ini sesuai dengan surat regent Jacob Pits kepada Raja Pagaruyung yang saat itu berkuasa di Kerajaan Minangkabau, surat ini berisi permintaan hubungan dagang dan distribusikan emas ke Kota Padang.
Serangan Orang Minang Ke Benteng-Benteng Belanda
Karena terjadinya monopoli dagang yang dirasakan sangat merugikan masyarakat Minang waktu itu maka pecah pergolakan pada tangal 7 agustus 1669, Masyarakat Minang saat itu menyerbu Benteng-benteng milik Belanda di Muaro Padang.
Benteng Belanda ini sempat direbut oleh orang Minang sehingga VOC Belanda mengalami kerugian sangat besar karena peristiwa ini. Walaupun akhirnya bisa diredam dan diambil kembali oleh VOC, peristiwa inilah yang menjadi cikal bakal lahir nama Kota Padang.
Setelah peristiwa ini Belanda dengan VOC nya pada tahun 1770 berhasilkan meningkatkan daya ekspor pelabuhan Muara Padang yang mencapai sebanyak 0,3 miliar pikul lada dan 0,2 miliar Gulden emas per tahunnya. Karena besarnya potensi ekonomi inilah terjadinya perebutan antara Inggris dan Belanda tentang penguasaan Pelabuhan Muara. Dan pada akhirnya pelabuhan Muara Padang benar-benar merdeka semenjak Belanda meninggalkan bumi pertiwi setelah kemerdekaan Indonesia.